Jumat, 15 November 2013

Naskah Lomba Menulis di IPB



The Quantum of Succes
Kuliah mempunyai arti "pelajaran yang diberikan" atau "ceramah". Namun pada umumnya kata "kuliah" dikaitkan dengan perguruan tinggi atau pendidikan tinggi yang sering diartikan sebagai proses belajar atau proses pembelajaran (Wikipedia).
Setiap orang akan mempunyai keinginan dan tujuan yang berbeda, tentunya dengan setelah selesainya menyelesaikan jenjang Sekolah Menengah Atas. Ada yang memilih untuk kuliah, ada yang memilih untuk bekerja dan ada juga yang lebih memilih berdiam di rumahnya. Mungkin saja menunggu jodohnya datang. Karena bagi para pelajar yang sudah mencapai usia kematangan, kedewasaan, terutama bagi para kaum perempuan adalah hal yang wajar jika sudah siap untuk berumah tangga atau pun menikah. Namun di jaman globalisasi ini, sudah jarang bagi para perempuan yang menikah di usia muda, berbeda dengan jaman dulu yang biasa menikah di usia muda.
Salah satu tujuan mereka adalah kuliah. Kuliah menjadi salah satu mimpi bagi para pelajar, mereka pasti ingin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Namun terkadang mimpinya itu redup ketika keadaan ekonomi yang terpuruk. Karena kuliah adalah bukan hal yang mudah, tidak hanya memerlukan otak saja, melainkan ribuan kertas berharga.Itulah yang sering terucap dari mulut masyarakat. Tidak banyak dari segelintir pelajar yang menguburkan mimpinya itu dalam-dalam, karena merasa ekonominya tidak akan memadai. Bagi orang yang kecil, mereka tidak mungkin memikirkan kuliah.Memikirkan makan saja sudah kelelengan. Ada juga orang yang tak punya namun memiliki mimpi yang kuat untuk bisa menggapai masa depan yang cerah dengan kuliah.
Bagi orang yang percaya bahwa dirinya bisa meskipun keadaan ekonomi dibawah rata-rata, mereka pasti bisa mewujudkan. Banyak orang yang menunggu oportunity, tapi orang optimis yang akan menciptakan oportunity. Bagi mereka yang ingin maju, tak akan ada halangan dan menyerah kepada keadaan. Itulah kata yang terucap dari guru saya.
Kita akan mendapatkan peluang jika kita berani bertarung. Begitu pun dengan saya, teramat kuat keinginan saya untuk kuliah. Saya bermimpi ingin menjadi mahasiswi yang berprestasi di perguruan tinggi, berkarisma, berwibawa dan menjadi seorang yang mampu memotivasi dan menginspirasi. Itulah gambaran yang tersirat dalam selaput imaji. Hal yang mendorong saya untuk kuliah adalah karena adanya cita-cita yang tinggi. Sehingga mengharuskan saya untuk bisa kuliah dengan alasan untuk mencari ilmu, mengembangkan skill yang lebih, mendapat gelar sarjana dan mendapat masa depan yang cerah dengan prospek kerja yang meyakinkan. Semakin majunya jaman, semakin majunya tekhnologi, semakin berkembang pulalah pemikiran setiap orang dengan pesat.
Maka dari itu saya pun tak ingin tertinggal jaman, saya pikir kuliah adalah hal yang mesti dilaksanakan bagi orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan. Tapi kuliah pun bukan berarti hal yang wajib dan harus dilaksanakan.Banyak orang yang tak berpendidikan tetapi mereka sukses dalam hidupnya. Semua kembali kepada iradat kita sebagai hambaNya.Kita hanya merencanakan, namun Tuhanlah yang menentukan. Tak akan ada yang tak mungkin di dunia ini, jika Allah sudah menghendaki maka terjadilah. Kun Faya Kun.
Begitu banyak keinginan saya yang sudah tertulis dalam buku harian. Bagi kebanyakan orang-orang yang sukses, mereka sebelumnya menuliskan semua mimpinya di kertas. Bahkan ribuan mimpinya pun ditulis, karena pada hakikatnya manusia mempunyai kelemahan, mereka pasti tidak luput dari sifat pelupa, itu adalah hal yang lumrah bagi setiap orang. Maka, lebih baik ditulis daripada lupa. Itulah hal yang saya contoh dari mereka.
Ingin rasanya saya kuliah di kampus hijau, yaitu di Institute Pertanian Bogor. Kampus hijau adalah salah satu keunggulan dari IPB. Dari kata “hijau” saja saya sudah tertarik, karena saya mengharapkan tanah Indonesia ini menjadi hijau lebat kembali. Saya ingin menjadikan tanah Indonesia yang sumber daya alamnya melimpah ruah ini dibudidayakan dengan baik, dengan adanya bioteknologi modern menjadikan orang-orang semakin berkreatif dan berinovatif memanfaatkan segala hasil bumi. Namun sayangnya banyak orang yang tidak mengetahui pemanfaatan hasil bumi itu dikarenakan terbatasnya kemampuan dan lahan yang mereka miliki. Sebenarnya nenek moyang atau orang-orang terlebih dahulu sudah melakukan bioteknologi tersebut, namun mereka tidak meneliti apa penyebab bisa terjadinya perubahan hasil bumi menjadi sumber kehidupan yang dapat dinikmati. Sumber daya alam melimpah ruah, tetapi tetap saja bagi orang yang kecil yang tak memiliki lahan mereka tidak mempunyai hak menuai segala tumbuhan. Orang kaya semakin kaya, dan orang miskin semakin miskin. Itulah diksi yang sudah menjadi hal yang tak asing. Bahkan kekayaan Indonesia yang melimpah ruah ini dijualnya kepada pihak-pihak tertentu, sehingga mereka orang Indonesia hanya menjadi buruh yang disewa dengan harga murah. Bukannya tanah Indonesia ini tanah warisan dari para orang dulu yang telah rela berjuang bertarung dengan para serdadu, mereka mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan. Namun sekarang apa yang telah terjadi? Semua pohon-pohon ditebang demi kepuasan tersendiri tanpa menanaminya kembali. Dan akhiranya berdampak negatif untuk semua. Memang itu adalah salah satu dari orang yang tak bertanggung jawab. Kalau saja mereka menyayangi segala makhluk hidup termasuk tumbuhan, mereka akan menikmati kenikmatannya sendiri, bagi kehidupan dari sisi finansial maupun perekonomian. Indonesia terkenal dengan negara yang hijau, tapi sayangnya di jaman ini banyak tangan-tangan jahil yang bahkan menjual gunung untuk digunduli. Saya bermimpi menciptakan lahan pekerjaan bagi seluruh orang untuk memenuhi perekonomiannya, tidak sampai ada yang menganggur. Setidaknya saya bisa menjadikan tanah hijau disekitar. Saya pikir IPB adalah orang-orang yang mencintai alam dan tak tertinggal dunia tekhnologi, mereka menciptakan orang-orang sukses yang tetap peduli pada lingkungan, mereka memberikan kesempatan bagi orang-orang yang ingin sukses. Saya berharap akan bisa masuk ke IPB departemen Ilmu Komputer. Selain ingin mahir di dunia IT, kegiatan menulis yang sudah menjadi makanan setiap hari pun tetap berjalan. Sehingga apa yang saya harapkan termanage dan dapat membuahkan arti yang membanggakan. Setelah sukses nanti, mimpiku adalah memberangkatkan Bapak dan Ibu naik haji ke Mekkah.Saya ingin orang tua nanti tinggal menikmati hidupnya tanpa mencucurkan keringat, darah dan nanah untuk mencari nafkah demi sesuap nasi.Saya ingin mengganti posisi mereka yang telah berjuang mensukseskan anaknya.Saya ingin keluarga menikmati hasil usaha dan kerja keras saya untuk mereka.
Selain itu saya pun ingin menjadi seseorang yang berarti untuk semua orang, begitu banyak mimpi-mimpi yang ingin saya gapai. Namun itulah mimpi, belum tentu akan terwujudkan dan dapat terealisasikan tanpa adanya usaha. Semua mimpi kita akan menjadi kenyataan, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.Yang penting bermimpi setinggi langit, jika tidak tercapai kita masih bisa mencapai dibawah langit. Sedang bermimpi setinggi pohon, jika tidak tercapai maka kita hanya mencapai rumput, dan itu pasti terinjak.Bermimpilah karena mimpi itu gratis. Tapi harus ada kesadaran dalam diri kita pula, jika kita tidak mampu sebaiknya jangan dipaksakan karena itu akan memadhorotkan seseorang. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita.
Menjelang ujian adalah saat-saat sibuknya bagi para pelajar untuk mempersiapkan Ujian Negara.Selain itu mereka pun mempersiapkan persyaratan kuliah, mengumpulkan berkas-berkas.Mereka saling mencari info tentang Perguruan Tinggi yang diinginkannya, berbagai title Perguruan Tinggi telah dimimpikannya.Sosialisasi dari berbagai Perguruan Tinggi semakin membuat mereka tergiur untuk memasuki Perguruan Tinggi.Ada juga yang pusing dengan pilihannya sendiri.Memang, sudah menjadi hal yang lumrah bagi para pelajar yang ingin melanjutkan studinya namun terhalang dengan kegalauan mereka.Mereka bingung untuk menentukan jurusan. Sebelumnya saya pun merasakan hal itu, mempunyai rasa galau atas pilihan jalan yang harus ditempuh menuju masa depan. Menurut kabar yang didapat oleh Dian S. Raflan, S.si ketua Bimbingan belajar Global Smart menyatakan bahwa dua tahun belakangan ini baru terdengar kata GALAU dan sudah mewabah di kalangan pelajar yang akan melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi. Namun itu semua kembali kepada kita yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi, kita sendiri yang tahu dimana bidang yang kita kuasai dan yang kita mampu, bukan orang lain, dan saya tetap yakin ingin melanjutkan studi ke Institute Pertanian Bogor, dan mengambil departemen Ilmu Komputer.
Kita harus yakin dengan apa yang kita mampu dan kuasai, berpikir positiflah dengan skill kita, karena berpikir positif akan membuat orang semakin hebat.
Dalam hati ada tekad yang sangat kuat untuk melanjutkan studi, namun disisi lain saya merasa drop dan tidak dapat meyakini diri saya bahwa saya akan mampu untuk kuliah. BIAYA—Itulahhal yang paling tinggi untuk bisa diterjal. Keadaan ekonomi dari keluarga yang sederhana berandalkan Bapak seorang pengajar pondok pesantren di kampung halaman yang tak punya penghasilan tetap, membuat orang tua tidak bisa meyakinkan bahwa saya akan bisa dibiayai kuliah. Mereka bukannya tidak memberi penegasan yang kuat, namun mereka menakutkan hal biaya yang tak bisa ditopang suatu hari nanti akan menjadi kesemerawutan tersendiri yang akan menjadi beban dan harus terpikul bagi saya juga mereka.
Namun saya selalu percaya bahwa mereka sebenarnya pun ingin mewujudkan keinginan anaknya.Dari seraut cahaya wajah yang berbinar mereka memberikan secercah harapan. Sebagai orang tua, semua orang tua pasti menginginkan apa yang diinginkan anaknya terkabulkan. Tak ada orang tua yang tak ingin melihat anaknya tidak bahagia, Mereka pasti ingin melihat anaknya bahagia dan dapat memberikan energi kosmik untuk mereka. Namun tidak semudah itu mereka mewujudkan keinginan sang buah hati, tidak seperti membalikan telapak tangan. Semua butuh proses, semua butuh pendukungan dari sisi intern dan sisi ekstern.
Saya tak menghiraukan apa yang dikatakan orang tua, semua aku simpan sebagai pegangan, karena mereka akan lebih mengetahui yang terbaik untuk anaknya. Saya tetap kukuh pada pendirian dan tetap percaya diri bahwa saya akan bisa kuliah. Tentang biaya, saya yakin Allah Maha Kaya, rizki tidak akan kemana. Maka kita harus menjemputnya bukan menunggu berdiam diri saja.Kita jangan menunggu nasib menjemput, tapi sambutlah nasib dengan ikhtiar kita.Kita harus berusaha jika ada kemauan.Disetiap ada keinginan pasti ada keberusahaan.Kita tidak bisa mencicipi makanan nikmat dan lezat langsung tersaji di atas meja sebelum kita menanaknya. Tidak akan menjadi orang yang cerdas sebelum kita menggali ilmu-ilmu, tidak akan bisa melihat bunga cantik merekah sebelum dia berintiknasi dulu. Begitu pun dengan saya, tidak akan mencapai harapan sebelum saya berjuang menggapainya, mewujudkan impian menjadi kenyataan. Saya pun lebih sering share dengan kerabat-kerabat saya yang sudah menyelesaikan kuliah dan mencapai kesuksesannya. Shareing tentang apa yang saya punya dan saya inginkan. Semua masukan yang mereka berikan, saya jadikan motivasi dan penyemangat untuk terus berjalan dan berusaha.Setiap acara sosialisasi dan TO persiapan UN dan SNMPTN saya ikuti. Demi matangnya persiapan saya nanti.
Dari dialog yang terjadi antara saya dengan saudara yang kuliah di IPB, semakin mendorong dan membuat saya ingin masuk ke sana. Dengan adanya mahasiswa yang islami, beasiswa sudah tersedia menggiurkan keinginan saya.Setelah ada sosialisasi dari IPB di sekolah, saya semakin semangat dan percaya bahwa saya bisa kuliah di IPB. Mencontoh dari para alumni IPB yang memotivasi saya akan buah manisnya.
Masih ingat pada tanggal 29 Januari 2012.Pagi itu ada satu pesan dari seorang teman memberikan kabar untuk ikut sosialisasi, saya tidak mengetahui info sosialisasi apapun pada hari itu.Ternyata pada hari itu diadakan sosialisasi IPB dengan pihak-pihak IPB langsung.
Tidak lama dari sana saya menghubungi mahasiswi IPB, dan ternyata harus ada perekomendasian dari pihak sekolah untuk mengikuti acara sosialisasi tersebut. Tanpa berpikir panjang saya pun menghubungi guru BK. Akhirnya saya diberikan ijin dan ditunggu datang dengan cepat, karena pada saat itu acaranya akan segera dimulai. Setelah selesai membereskan rumah, saya pun bergegas pergi.Meskipun telat, saya tetap semangat dan sumringah karena bisa menghadiri acara tersebut.Sesampainya di Gedung Bale Rancage, saya duduk di samping belakang, dan mencermati acara tersebut dengan seksama.Berbagai info tentang IPB saya tulis dan serap. Hal yang tak akan pernah terlupa adalah saat saya mendapatkan hadiah boneka horta dan berfoto bersama dengan salah satu dosen IPB yang menyerahkan boneka horta tersebut. Boneka horta yang akan tumbuh rumput itu adalah hasil karya mahasiswa IPB. Itu sudah membuktikan bahwa IPB benar-benar menciptakan orang-orang yang berinovatif dan tidak gagap tekhnologi, menjadikannya mereka sukses dengan capaian yang memuaskan. Dalam acara sosialisasi itu juga menghadirkan mahasiswi IPB untuk memberikan motivasi yaitu dari Laita dan Desi Agustiani.Setelah menyimak dan mendengarkan bagaimana perjuangan mereka saat memasuki IPB dan saat berusaha menjadi mahasiswi yang terbaik, membuat saya semakin semangat dan termotivasi. Air mata mulai membasahi dan bulu kuduk pun ikut berdiri bersama hati yang teramat sangat tersentuh dengan pembicaraan Laita: "Tetaplah bermimpi, terus bermimpi, tuliskan mimpimu, ikuti panggilan jiwamu. Mahasiswa..!! Ya, saya bisa" serentak terucap dari semua pelajar.
Subhanallah, saat itu adalah saat-saat yang membuat saya semakin percaya bahwa impian akan terwujudkan jika kita kita mempunyai usaha, ikhtiar, dan berdoa. Sukses adalah keniscayaan dari kerja keras.Jika kita ingin berhasil perlu pengorbanan.
Teramat sangat bahagia ketika saya memperlihatkan boneka horta itu kepada orang tua.Itu pun menjadi bekal keyakinan orang tua bahwa saya benar-benar ingin kuliah, dan ingin memberi yang terbaik untuk mereka.
Pada tanggal 05 Februari 2012, saya mengikuti TO yang dihadiri 26 Perguruan Tinggi di Indonesia, termasuk IPB.Saat acara talk show dan mahasiswa IPB mempromosikan IPB kepada para pelajar dari berbagai sekolah. Saya sangat semangat dan spirit, saat itu saya pun mendapatkan hadiah tas cantik IPB saat maju ke depan sebagai siswi yang termasuk ingin kuliah ke IPB. Senangnya saat itu, bisa mendapatkan hadiah yang kedua kalinya dari IPB.
Dengan adanya curhat kepada orang tua, membuat hati kita dan hati mereka saling terikat dan lebih mengerti apa yang kita harapkan. Mereka akan lebih memahami apa yang kita inginkan, termasuk saya yang terus membicarakan hal kuliah kepada orang tua. Tiada hentinya saya bicarakan dan meminta masukan juga pendapatnya, hingga orang tua menyetujui saya kuliah di IPB. Mereka pikir jika saya kuliah di sana akan lebih mudah kalau ada keperluan. Karena kota Bogor adalah kota yang tidak terlalu jauh dari kota Cianjur tempat tinggal saya dan keluarga.
Dengan adanya persetujuan itu, saya semakin berintuisi untuk bisa kuliah. Walau pun pada akhirnya orang tua tetap tidak bisa meyakinkan akan bisa membiayai. Namun saya tetap yakin dan percaya jika ada kemauan, usaha, ikhtiar dan doa, Allah tidak akan mempersulit atau pun mempersukar. Dia akan memberikan jalan bagi orang yang mempunyai niat yang suci. Allah tidak akan memberikan beban kepada hambaNya, melainkan dengan kemampuannya. Dan saya percaya Allah selalu ada disamping hambaNya di setiap saat, kapan pun dan di mana pun.
Banyak para mahasiswa yang menginspirasi saya ketika dalam acara sosialisasi.Mereka dapat mewujudkan impian dengan usaha, mereka berasal dari orang yang mempunyai gubuk reyot, yang mempunyai ribuan mimpi dengan tekad keyakinan mereka bisa mewujudkan semuanya.Orang-orang yang terhebat saat ini adalah orang yang dulunya penuh dengan keringat.Mereka bisa membuat senyum dan bangga orang tua. Tak pelak lagi, dari sana saya yakin jika berusaha semua orang pasti bisa. Tidak ada kata bisa jika orang itu tidak mau berusaha.Mereka sudah memberikan pengharapan yang cerah.Mereka bisa, masak saya tidak bisa? Menurut Henry David Thoreau, bahwa dengan kepercayaan pada diri sendiri kita bisa meraih apa yang kita impikan.
Seiring dengan berjalannya waktu, setiap tangga yang terpijak menuju kesuksesan, pasti akan ada kerobohan yang membuat kita luluh lantah dan merasakan kejatuhan yang melorotkan keyakinan hati.
"Nilaiku hangus terbakar rerimbun waktu" Itulah sebait kata yang tercatat dalam kumpulan sajak saya.Tentang nilai yang tak pernah mencapai puncak kesempurnaan, itu membuat saya tak percaya diri.Namun itulah kenyataan yang harus diterima dan jangan dijadikan hal yang berat dan menghalangi langkah.Kegagalan bukan berarti untuk ditangisi, biarlah kita tidak mendapat ranking 1 di SMA, tapi menjadi terbaik dan juaralah di kuliah nanti.
Banyak mahasiswa yang berkata saat di sosialisasi bahwa kita belajar dari awal lagi, tidak perlu meragukan tentang nilai.SNMPTN Undangan saya tidak masuk, bukan berarti saya menjadi tidak semangat dalam SNMPTN Tertulis, saya harus masuk.Masih banyak jalan menuju roma.Masih banyak jalan yang bisa kita tempuh.Biarkan merasa getir terlebih dulu, agar menjadi sosok yang tegar dan
kokoh.
Kita tidak akan tahu bahwa apa yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita, karena hidup itu adakalamya akan ada yang tidak ingin kita harapkan, namun adakalanya akan sesusai dengan apa yang kita butuhkan. Dengan itu saya tidak bisa egois dengan keinginan ini.Saya pun perlu perealisasian dari keadaan, saya tak hanya diam dan kukuh dengan keinginan saya. Saya pun istikhoroh dengan apa yang saya inginkan: Jika kuliah adalah terbaik untuk saya maka permudahlah saya dalam menghadapi segala rintangannya, karena dengan seiringnya waktu, akan semakin banyak pula terjalan yang perlu ditempuh oleh ketaqwaan, dan jika kuliah tidak baik dalam hidup saya, maka tunjukilah yang lebih baik dan maslahat dalam hidup saya ini. Itulah pintaku dibawah kalamNya.
Kita harus mempunyai keimanan, ketaqwaan dan keikhlasan.Itulah kunci menuju kesuksesan. Menurut Bapak Luqman saat dalam acara Cianjur Grand University Day berpendapat bahwa hidup ini terangkum dalam rumus ABCD, yaitu Alat, Bekerja, Cita-cita dan Doa. Baru saja menaiki beberapa anak tangga menuju kesuksesan, belum pertengahan dan puncak. Di sana akan semakin banyak lagi rintangan yang lebih memahitkan. Jika di awal kita sudah putus asa, maka tidak akan tumbuh pengharapan-pengharapan kita. Berbagai cobaan dan rintangan akan menerpa kita dengan seiringnya kita berjalan, dan salah satu diantara cobaan itu akan membuat kita sakitdan tak bisa bangkit. Jika kita terjatuh, janganlah pernah menyerah untuk bangkit, karena tanpa ada bangkit hidup ini akan sia-sia.
Kita butuh motivasi dalam hidup ini, untuk mencontoh dan memperkuat keteguhan kita, Jadikan orang-orang yang terbaik yang ada didekatmu menjadi seorang inspirator dan motivator yang hebat.Banyak mahasiswa yang berbagi kisahnya untuk menjadi bekal motivasi dan inspirasi. Inspirasi itu akan sangat berarti untuk orang-orang yang kehausan motivasi. Inspirasi adalah hal yang penting sebagai cerminan hidup kita untuk semakin maju dan bersyukur.
Menurut Dedy Dahlan, inspirasi bisa datang dari manapun, dan yang paling berkesan tentu dari pengalaman kita sendiri. Itulah kata yang tercantum dalam cover kumpulan kisah-kisah tak terlupakan sepanjang tahun 2011 dalam buku antologi Unforgettable Moments dari 150 penulis se-Indonesia dan termasuk karya tulisan saya yang termuat dalam buku antologi tersebut.
Kita perlu mendapatkan suntikan inspirasi yang nyata. Oleh sebab itu carilah inspirasi dari hal apapun untuk memotivasi hidup kita menjadi lebih baik lagi.
Setiap orang, jika belum mencapai tujuannya pasti akan ada halangan yang mesti kita dobrak. Belum saat prosesnya nanti, mungkin saat sudah kuliah pun akan semakin banyak tantangan. Maka dari itu, saya harus siap dengan segala rintangan dan cobaannya, dan harus menyiapkan mental yang kuat menuju mimpi yang akan terwujudkan. Inilah hidup, kita akan melewati banyak dinamika perjalanan kehidupan. Ada kecemasan, kegelisahan, keterpurukan, dan ada yang sampai terjatuh dalam jurang kenistaan atau kebatilan. Namun Allah selalu menuntun hamba-hambaNya yang ingin bangkit dan penuh harapan. Allah meyakinkan kita bahwa semua masalah pasti akan ada jalan keluarnya. Ketika ujian datang, kegelisahan dan kecemasan menghantui kita. Allah menyuruh kita berdoa, karena Doa adalah senjata yang dahsyat. Allah berfirman: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku, maka jawablah: Bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Katakanlah bahwa Aku adalah dekat. Maka berdoalah kepada-Ku.’ (Q.S Al-Baqarah:186).
Dalam filosofi pendakian, kita tidak akan merasakan nikmatnya di puncak jika kita tak merasakan letih, lelah dan emosi yang terkuras dalam pendakian. Juga tak bisa dibayangkan jika saja Rasulullah putus asa saat berjuang menegakkan islam.
Saya percaya bahwa perjuangan yang benar akan memberi kita samudera bahagia di tengah mata air derita, memberi makna keberartian di tengah keterasingan, memberi rasa pengharapan dan kepasrahan yang mendalam kepada Allah di tengah kesewenang-wenangan. Perjuangan adalah sungai bahagia yang panjang. Huluy adalah janji Allah, hiliry adalah kemenangan dan peneguhan. Itulah rahasia besar para pejuang, sekaligus alasan mengapa perjuangan selalu melahirkan orang-orang perkasa, tegar nan kokoh. Kuatkan azzam kita. Azzam saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar