The Quantum of Succes
Kuliah mempunyai
arti "pelajaran yang diberikan" atau "ceramah". Namun pada
umumnya kata "kuliah" dikaitkan dengan perguruan tinggi atau
pendidikan tinggi yang sering diartikan sebagai proses belajar atau proses
pembelajaran (Wikipedia).
Setiap
orang akan mempunyai keinginan dan tujuan yang berbeda, tentunya dengan setelah
selesainya menyelesaikan jenjang Sekolah Menengah
Atas.
Ada yang memilih untuk kuliah, ada yang memilih untuk bekerja dan ada juga yang
lebih memilih berdiam di rumahnya. Mungkin saja
menunggu jodohnya datang. Karena bagi para pelajar yang sudah mencapai usia
kematangan, kedewasaan, terutama bagi para kaum perempuan adalah hal yang wajar
jika sudah siap untuk berumah tangga atau pun menikah. Namun di jaman
globalisasi ini, sudah jarang bagi para perempuan yang menikah di usia muda,
berbeda dengan jaman
dulu yang biasa menikah di usia muda.
Salah satu tujuan mereka adalah kuliah. Kuliah menjadi salah satu mimpi
bagi para pelajar, mereka pasti ingin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Namun
terkadang mimpinya itu redup ketika keadaan ekonomi yang terpuruk. Karena
kuliah adalah bukan hal yang mudah, tidak hanya
memerlukan otak saja, melainkan ribuan kertas berharga.Itulah yang sering
terucap dari mulut masyarakat. Tidak banyak dari segelintir pelajar yang
menguburkan mimpinya itu dalam-dalam, karena merasa ekonominya tidak akan
memadai. Bagi orang yang kecil, mereka tidak mungkin memikirkan
kuliah.Memikirkan makan saja sudah kelelengan. Ada juga orang yang tak punya
namun memiliki mimpi yang kuat untuk bisa menggapai masa depan yang cerah
dengan kuliah.
Bagi orang yang
percaya bahwa dirinya bisa meskipun keadaan ekonomi dibawah rata-rata,
mereka pasti bisa mewujudkan. Banyak orang yang menunggu oportunity, tapi orang
optimis yang akan menciptakan oportunity. Bagi mereka yang ingin maju, tak akan
ada halangan dan menyerah kepada keadaan. Itulah kata yang terucap dari guru
saya.
Kita akan
mendapatkan peluang jika kita berani bertarung. Begitu pun
dengan saya, teramat kuat keinginan saya untuk kuliah. Saya
bermimpi ingin menjadi mahasiswi yang berprestasi di perguruan tinggi,
berkarisma, berwibawa dan menjadi seorang yang mampu memotivasi dan
menginspirasi. Itulah
gambaran yang tersirat dalam selaput imaji. Hal yang
mendorong saya untuk kuliah adalah karena adanya cita-cita yang tinggi. Sehingga
mengharuskan saya untuk bisa kuliah dengan alasan untuk mencari ilmu,
mengembangkan skill yang lebih, mendapat gelar sarjana dan mendapat masa depan
yang cerah dengan prospek kerja yang meyakinkan. Semakin majunya jaman,
semakin majunya tekhnologi, semakin berkembang pulalah pemikiran setiap orang
dengan pesat.
Maka dari itu
saya pun tak ingin tertinggal jaman, saya pikir kuliah adalah hal yang mesti
dilaksanakan bagi orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan. Tapi
kuliah pun bukan berarti hal yang wajib dan harus dilaksanakan.Banyak orang
yang tak berpendidikan tetapi mereka
sukses dalam hidupnya. Semua
kembali kepada iradat kita sebagai hambaNya.Kita hanya merencanakan, namun
Tuhanlah yang menentukan. Tak akan ada yang tak mungkin di dunia ini, jika
Allah sudah menghendaki maka terjadilah. Kun Faya Kun.
Begitu banyak
keinginan saya yang sudah tertulis dalam buku harian. Bagi
kebanyakan orang-orang yang sukses, mereka sebelumnya menuliskan semua mimpinya
di kertas. Bahkan ribuan mimpinya pun ditulis, karena pada hakikatnya manusia
mempunyai kelemahan, mereka pasti tidak luput dari sifat pelupa, itu adalah hal
yang lumrah bagi setiap orang. Maka, lebih baik ditulis daripada
lupa. Itulah
hal yang saya contoh dari mereka.
Ingin rasanya
saya kuliah di kampus hijau, yaitu di Institute Pertanian Bogor. Kampus
hijau adalah salah satu keunggulan dari IPB. Dari kata “hijau” saja saya sudah tertarik, karena saya mengharapkan tanah
Indonesia ini menjadi hijau lebat kembali. Saya ingin menjadikan tanah Indonesia
yang sumber daya alamnya melimpah ruah ini dibudidayakan dengan baik, dengan
adanya bioteknologi modern menjadikan orang-orang semakin berkreatif dan
berinovatif memanfaatkan segala hasil bumi. Namun sayangnya banyak orang yang
tidak mengetahui pemanfaatan hasil bumi itu dikarenakan terbatasnya kemampuan
dan lahan yang mereka miliki. Sebenarnya nenek moyang atau orang-orang terlebih
dahulu sudah melakukan bioteknologi tersebut, namun mereka tidak meneliti apa
penyebab bisa terjadinya perubahan hasil bumi menjadi sumber kehidupan yang
dapat dinikmati. Sumber daya alam melimpah ruah, tetapi tetap saja bagi orang
yang kecil yang tak memiliki lahan mereka tidak mempunyai hak menuai segala
tumbuhan. Orang kaya semakin kaya, dan orang miskin semakin miskin. Itulah
diksi yang sudah menjadi hal yang tak asing. Bahkan kekayaan Indonesia yang
melimpah ruah ini dijualnya kepada pihak-pihak tertentu, sehingga mereka orang
Indonesia hanya menjadi buruh yang disewa dengan harga murah. Bukannya tanah
Indonesia ini tanah warisan dari para orang dulu yang telah rela berjuang
bertarung dengan para serdadu, mereka mengorbankan jiwa dan raganya untuk
kemerdekaan. Namun sekarang apa yang telah terjadi? Semua pohon-pohon ditebang
demi kepuasan tersendiri tanpa menanaminya kembali. Dan akhiranya berdampak
negatif untuk semua. Memang itu adalah salah satu dari orang yang tak
bertanggung jawab. Kalau saja mereka menyayangi segala makhluk hidup termasuk
tumbuhan, mereka akan menikmati kenikmatannya sendiri, bagi kehidupan dari sisi
finansial maupun perekonomian. Indonesia terkenal dengan negara yang hijau,
tapi sayangnya di jaman ini banyak tangan-tangan jahil yang bahkan menjual
gunung untuk digunduli. Saya bermimpi menciptakan lahan pekerjaan bagi seluruh
orang untuk memenuhi perekonomiannya, tidak sampai ada yang menganggur.
Setidaknya saya bisa menjadikan tanah hijau disekitar. Saya pikir IPB adalah
orang-orang yang mencintai alam dan tak tertinggal dunia tekhnologi, mereka
menciptakan orang-orang sukses yang tetap peduli pada lingkungan, mereka
memberikan kesempatan bagi orang-orang yang ingin sukses. Saya berharap
akan bisa masuk ke IPB departemen Ilmu Komputer. Selain ingin mahir di dunia
IT, kegiatan menulis yang sudah menjadi makanan setiap hari pun tetap berjalan.
Sehingga apa yang saya harapkan termanage dan dapat membuahkan arti yang
membanggakan. Setelah sukses nanti, mimpiku adalah memberangkatkan Bapak dan Ibu
naik haji ke Mekkah.Saya ingin orang tua nanti tinggal menikmati hidupnya tanpa
mencucurkan keringat, darah dan nanah untuk mencari nafkah demi sesuap
nasi.Saya ingin mengganti posisi mereka yang telah berjuang mensukseskan
anaknya.Saya ingin keluarga menikmati hasil usaha dan kerja keras saya untuk
mereka.
Selain itu saya pun ingin menjadi seseorang yang berarti untuk
semua orang, begitu banyak mimpi-mimpi yang ingin saya gapai.
Namun itulah mimpi, belum tentu akan terwujudkan dan dapat terealisasikan tanpa
adanya usaha. Semua mimpi kita akan menjadi kenyataan, jika kita memiliki
keberanian untuk mengejarnya.Yang penting bermimpi setinggi langit, jika tidak
tercapai kita masih bisa mencapai dibawah langit. Sedang bermimpi setinggi
pohon, jika tidak tercapai maka kita hanya mencapai rumput, dan itu pasti
terinjak.Bermimpilah karena mimpi itu gratis. Tapi harus ada kesadaran dalam
diri kita pula, jika kita tidak mampu sebaiknya jangan dipaksakan karena itu
akan memadhorotkan seseorang. Yakinlah bahwa
Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita.
Menjelang ujian
adalah saat-saat sibuknya bagi para pelajar untuk mempersiapkan Ujian
Negara.Selain itu mereka pun mempersiapkan persyaratan kuliah, mengumpulkan
berkas-berkas.Mereka saling mencari info tentang Perguruan Tinggi yang
diinginkannya, berbagai title Perguruan Tinggi telah dimimpikannya.Sosialisasi
dari berbagai Perguruan Tinggi semakin membuat mereka tergiur untuk memasuki
Perguruan Tinggi.Ada juga yang pusing dengan pilihannya sendiri.Memang,
sudah menjadi hal yang lumrah bagi para pelajar yang ingin melanjutkan studinya
namun terhalang dengan kegalauan mereka.Mereka bingung untuk
menentukan jurusan. Sebelumnya saya pun merasakan hal itu, mempunyai rasa galau
atas pilihan jalan yang harus ditempuh menuju masa depan. Menurut kabar yang
didapat oleh Dian S. Raflan, S.si ketua Bimbingan belajar Global Smart
menyatakan bahwa dua tahun belakangan ini baru terdengar kata GALAU dan sudah
mewabah di kalangan pelajar yang akan melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi.
Namun itu semua kembali kepada kita yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi,
kita sendiri yang tahu dimana bidang yang kita kuasai dan yang kita mampu,
bukan orang lain, dan saya tetap yakin ingin melanjutkan studi ke Institute
Pertanian Bogor, dan mengambil departemen Ilmu Komputer.
Kita harus yakin
dengan apa yang kita mampu dan kuasai, berpikir positiflah
dengan skill kita, karena berpikir positif akan membuat orang
semakin hebat.
Dalam hati ada
tekad yang sangat kuat untuk melanjutkan studi, namun disisi lain saya merasa drop dan tidak dapat meyakini diri saya
bahwa saya akan mampu untuk kuliah. BIAYA—Itulahhal yang paling tinggi untuk
bisa diterjal. Keadaan ekonomi dari keluarga yang sederhana berandalkan Bapak
seorang pengajar pondok pesantren di kampung halaman yang tak punya penghasilan
tetap, membuat orang tua tidak bisa meyakinkan bahwa saya akan bisa dibiayai
kuliah. Mereka bukannya tidak memberi penegasan yang kuat, namun mereka
menakutkan hal biaya yang tak bisa ditopang suatu hari nanti akan menjadi
kesemerawutan tersendiri yang akan menjadi beban dan harus terpikul bagi saya juga mereka.
Namun saya selalu percaya bahwa mereka sebenarnya pun ingin
mewujudkan keinginan anaknya.Dari seraut
cahaya wajah yang berbinar mereka memberikan secercah harapan. Sebagai orang
tua, semua orang tua pasti menginginkan apa yang diinginkan anaknya
terkabulkan. Tak ada orang tua yang tak ingin melihat anaknya tidak bahagia, Mereka
pasti ingin melihat anaknya bahagia dan dapat
memberikan energi kosmik untuk mereka. Namun tidak semudah itu mereka
mewujudkan keinginan sang buah hati, tidak seperti membalikan telapak tangan.
Semua butuh proses, semua butuh pendukungan dari sisi intern dan sisi ekstern.
Saya tak
menghiraukan apa yang dikatakan orang tua, semua aku simpan sebagai pegangan,
karena mereka akan lebih mengetahui yang terbaik untuk anaknya. Saya tetap
kukuh pada pendirian dan tetap percaya diri bahwa saya akan bisa kuliah.
Tentang biaya, saya yakin Allah Maha Kaya, rizki tidak akan kemana. Maka kita
harus menjemputnya bukan menunggu berdiam diri saja.Kita jangan menunggu nasib
menjemput, tapi sambutlah nasib dengan ikhtiar kita.Kita harus berusaha jika
ada kemauan.Disetiap ada keinginan pasti ada keberusahaan.Kita tidak bisa
mencicipi makanan nikmat dan lezat langsung tersaji di atas meja sebelum kita
menanaknya. Tidak akan menjadi orang yang cerdas sebelum kita menggali
ilmu-ilmu, tidak akan bisa melihat bunga cantik merekah sebelum dia
berintiknasi dulu. Begitu pun dengan saya, tidak akan mencapai harapan sebelum
saya berjuang menggapainya, mewujudkan impian menjadi kenyataan. Saya pun lebih
sering share dengan kerabat-kerabat saya yang sudah menyelesaikan kuliah dan
mencapai kesuksesannya. Shareing tentang apa
yang saya punya dan saya inginkan. Semua masukan yang mereka berikan, saya
jadikan motivasi dan penyemangat untuk terus berjalan dan berusaha.Setiap acara
sosialisasi dan TO persiapan UN dan SNMPTN saya ikuti. Demi matangnya persiapan saya nanti.
Dari dialog yang
terjadi antara saya dengan saudara yang kuliah di IPB, semakin mendorong dan
membuat saya ingin masuk ke sana. Dengan adanya mahasiswa yang islami, beasiswa
sudah tersedia menggiurkan keinginan saya.Setelah ada sosialisasi dari IPB di
sekolah, saya semakin semangat dan percaya bahwa saya bisa kuliah di IPB.
Mencontoh dari para alumni IPB yang memotivasi saya akan buah manisnya.
Masih ingat pada
tanggal 29 Januari 2012.Pagi itu ada satu pesan
dari seorang teman memberikan kabar untuk ikut sosialisasi, saya tidak
mengetahui info sosialisasi apapun pada hari itu.Ternyata pada hari itu
diadakan sosialisasi IPB dengan pihak-pihak IPB langsung.
Tidak lama dari
sana saya menghubungi mahasiswi IPB, dan ternyata harus ada perekomendasian
dari pihak sekolah untuk mengikuti acara sosialisasi tersebut.
Tanpa berpikir panjang saya pun menghubungi guru BK. Akhirnya saya diberikan
ijin dan ditunggu datang dengan cepat, karena pada saat itu acaranya akan
segera dimulai. Setelah selesai membereskan rumah, saya pun bergegas pergi.Meskipun telat, saya tetap semangat dan
sumringah karena bisa menghadiri acara tersebut.Sesampainya di Gedung Bale
Rancage, saya duduk di samping belakang, dan mencermati acara tersebut dengan
seksama.Berbagai info tentang IPB saya tulis dan serap. Hal yang
tak akan pernah terlupa adalah saat saya mendapatkan hadiah boneka horta dan
berfoto bersama dengan salah satu dosen IPB yang menyerahkan boneka horta
tersebut. Boneka horta yang akan tumbuh rumput itu adalah hasil
karya mahasiswa IPB. Itu sudah membuktikan bahwa IPB benar-benar menciptakan orang-orang
yang berinovatif dan tidak gagap tekhnologi, menjadikannya mereka sukses dengan
capaian yang memuaskan. Dalam
acara sosialisasi itu juga menghadirkan mahasiswi IPB untuk memberikan motivasi
yaitu dari Laita dan Desi Agustiani.Setelah menyimak dan mendengarkan bagaimana
perjuangan mereka saat memasuki IPB dan saat berusaha menjadi mahasiswi yang
terbaik, membuat saya semakin semangat dan termotivasi. Air mata mulai
membasahi dan bulu kuduk pun ikut berdiri bersama hati yang teramat sangat
tersentuh dengan pembicaraan Laita: "Tetaplah bermimpi, terus bermimpi,
tuliskan mimpimu, ikuti panggilan jiwamu. Mahasiswa..!! Ya, saya bisa"
serentak terucap dari semua pelajar.
Subhanallah,
saat itu adalah saat-saat yang membuat saya semakin percaya bahwa impian akan
terwujudkan jika kita kita mempunyai usaha, ikhtiar, dan berdoa. Sukses
adalah keniscayaan dari kerja keras.Jika kita ingin berhasil perlu pengorbanan.
Teramat sangat
bahagia ketika saya memperlihatkan boneka horta itu kepada orang tua.Itu pun
menjadi bekal keyakinan orang tua bahwa saya benar-benar ingin kuliah, dan
ingin memberi yang terbaik untuk mereka.
Pada tanggal 05
Februari 2012, saya mengikuti TO yang dihadiri 26 Perguruan Tinggi di
Indonesia, termasuk IPB.Saat acara talk show dan mahasiswa IPB mempromosikan
IPB kepada para pelajar dari berbagai sekolah. Saya sangat semangat dan spirit,
saat itu saya pun mendapatkan hadiah tas cantik IPB saat maju ke depan sebagai
siswi yang termasuk ingin kuliah ke IPB. Senangnya saat itu, bisa mendapatkan hadiah
yang kedua kalinya dari IPB.
Dengan adanya
curhat kepada orang tua, membuat hati kita dan hati mereka saling terikat dan
lebih mengerti apa yang kita harapkan. Mereka akan
lebih memahami apa yang kita inginkan, termasuk saya yang terus membicarakan hal
kuliah kepada orang tua. Tiada hentinya saya bicarakan dan meminta masukan juga
pendapatnya, hingga orang tua menyetujui saya kuliah di IPB. Mereka pikir jika
saya kuliah di sana akan lebih mudah kalau ada keperluan. Karena kota Bogor
adalah kota yang tidak terlalu jauh dari kota Cianjur tempat tinggal saya dan
keluarga.
Dengan adanya
persetujuan itu, saya
semakin berintuisi untuk bisa kuliah. Walau pun pada akhirnya orang tua tetap
tidak bisa meyakinkan akan bisa membiayai. Namun saya tetap yakin dan percaya
jika ada kemauan, usaha, ikhtiar dan doa, Allah tidak akan mempersulit atau pun
mempersukar. Dia akan memberikan jalan bagi orang yang mempunyai niat yang
suci. Allah tidak akan memberikan beban kepada hambaNya, melainkan dengan
kemampuannya. Dan saya percaya Allah selalu ada disamping hambaNya di setiap
saat, kapan pun dan di mana pun.
Banyak para
mahasiswa yang menginspirasi saya ketika dalam acara sosialisasi.Mereka dapat
mewujudkan impian dengan usaha, mereka berasal dari orang yang mempunyai gubuk
reyot, yang mempunyai ribuan mimpi dengan tekad keyakinan mereka bisa
mewujudkan semuanya.Orang-orang yang terhebat saat ini adalah orang yang
dulunya penuh dengan keringat.Mereka bisa membuat senyum dan bangga orang tua.
Tak pelak lagi, dari sana saya yakin jika berusaha semua orang pasti bisa.
Tidak ada kata bisa jika orang itu tidak mau berusaha.Mereka sudah memberikan
pengharapan yang cerah.Mereka bisa, masak saya tidak bisa? Menurut Henry David Thoreau, bahwa dengan
kepercayaan pada diri sendiri kita bisa meraih apa yang kita impikan.
Seiring dengan
berjalannya waktu, setiap tangga yang terpijak menuju kesuksesan, pasti akan
ada kerobohan yang membuat kita luluh lantah dan merasakan kejatuhan yang
melorotkan keyakinan hati.
"Nilaiku hangus terbakar rerimbun waktu" Itulah sebait
kata yang tercatat dalam kumpulan sajak saya.Tentang nilai yang tak pernah
mencapai puncak kesempurnaan, itu membuat saya tak percaya diri.Namun itulah
kenyataan yang harus diterima dan jangan dijadikan hal yang berat dan menghalangi
langkah.Kegagalan bukan berarti untuk ditangisi, biarlah kita tidak mendapat
ranking 1 di SMA, tapi menjadi terbaik dan juaralah di kuliah nanti.
Banyak mahasiswa yang berkata saat di sosialisasi bahwa kita belajar dari awal lagi, tidak perlu meragukan tentang nilai.SNMPTN Undangan saya tidak masuk, bukan berarti saya menjadi tidak semangat dalam SNMPTN Tertulis, saya harus masuk.Masih banyak jalan menuju roma.Masih banyak jalan yang bisa kita tempuh.Biarkan merasa getir terlebih dulu, agar menjadi sosok yang tegar dan kokoh.
Banyak mahasiswa yang berkata saat di sosialisasi bahwa kita belajar dari awal lagi, tidak perlu meragukan tentang nilai.SNMPTN Undangan saya tidak masuk, bukan berarti saya menjadi tidak semangat dalam SNMPTN Tertulis, saya harus masuk.Masih banyak jalan menuju roma.Masih banyak jalan yang bisa kita tempuh.Biarkan merasa getir terlebih dulu, agar menjadi sosok yang tegar dan kokoh.
Kita tidak akan
tahu bahwa apa yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita, karena hidup
itu adakalamya akan ada yang tidak ingin kita harapkan, namun adakalanya akan
sesusai dengan apa yang kita butuhkan. Dengan itu saya tidak bisa egois dengan
keinginan ini.Saya pun perlu perealisasian dari keadaan, saya tak hanya diam
dan kukuh dengan keinginan saya. Saya pun istikhoroh dengan apa yang saya
inginkan: Jika kuliah adalah terbaik untuk saya maka permudahlah saya dalam menghadapi
segala rintangannya, karena dengan seiringnya waktu, akan semakin banyak pula
terjalan yang perlu ditempuh oleh ketaqwaan, dan jika kuliah tidak baik dalam
hidup saya, maka tunjukilah yang lebih baik dan maslahat dalam hidup saya ini.
Itulah pintaku dibawah kalamNya.
Kita harus
mempunyai keimanan, ketaqwaan dan keikhlasan.Itulah kunci menuju kesuksesan.
Menurut Bapak Luqman saat dalam acara Cianjur Grand University Day berpendapat
bahwa hidup ini terangkum dalam rumus ABCD, yaitu Alat, Bekerja, Cita-cita dan
Doa. Baru saja menaiki beberapa anak tangga menuju kesuksesan, belum
pertengahan dan puncak. Di sana akan semakin banyak lagi rintangan yang lebih
memahitkan. Jika di awal kita sudah putus asa, maka tidak akan tumbuh
pengharapan-pengharapan kita. Berbagai cobaan dan rintangan akan menerpa kita
dengan seiringnya kita berjalan, dan salah satu diantara cobaan itu akan
membuat kita sakitdan tak bisa bangkit. Jika kita terjatuh, janganlah pernah
menyerah untuk bangkit, karena tanpa ada bangkit hidup ini akan sia-sia.
Kita butuh
motivasi dalam hidup ini, untuk mencontoh dan memperkuat keteguhan kita, Jadikan
orang-orang yang terbaik yang ada didekatmu menjadi seorang inspirator dan
motivator yang hebat.Banyak mahasiswa yang berbagi kisahnya untuk menjadi bekal
motivasi dan inspirasi. Inspirasi itu akan sangat berarti untuk orang-orang
yang kehausan motivasi. Inspirasi adalah hal yang penting sebagai cerminan
hidup kita untuk semakin maju dan bersyukur.
Menurut Dedy Dahlan, inspirasi bisa datang dari manapun, dan yang paling
berkesan tentu dari pengalaman kita sendiri. Itulah kata yang tercantum dalam
cover kumpulan kisah-kisah tak terlupakan sepanjang tahun 2011 dalam buku
antologi Unforgettable Moments dari 150 penulis se-Indonesia dan termasuk karya
tulisan saya yang termuat dalam buku antologi tersebut.
Kita perlu mendapatkan suntikan inspirasi yang nyata. Oleh sebab itu
carilah inspirasi dari hal apapun untuk memotivasi hidup kita menjadi lebih
baik lagi.
Setiap orang, jika belum mencapai tujuannya pasti akan ada halangan yang
mesti kita dobrak. Belum saat prosesnya nanti, mungkin saat sudah kuliah pun
akan semakin banyak tantangan. Maka dari itu, saya harus siap dengan segala
rintangan dan cobaannya, dan harus menyiapkan mental yang kuat menuju mimpi yang
akan terwujudkan. Inilah hidup, kita akan melewati banyak dinamika perjalanan
kehidupan. Ada kecemasan, kegelisahan, keterpurukan, dan ada yang sampai
terjatuh dalam jurang kenistaan atau kebatilan. Namun Allah selalu menuntun
hamba-hambaNya yang ingin bangkit dan penuh harapan. Allah meyakinkan kita
bahwa semua masalah pasti akan ada jalan keluarnya. Ketika ujian datang,
kegelisahan dan kecemasan menghantui kita. Allah menyuruh kita berdoa, karena
Doa adalah senjata yang dahsyat. Allah berfirman: “Dan apabila hamba-hambaKu
bertanya tentang Aku, maka jawablah: Bahwasannya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu. Maka
hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Katakanlah bahwa Aku
adalah dekat. Maka berdoalah kepada-Ku.’ (Q.S Al-Baqarah:186).
Dalam filosofi pendakian, kita tidak akan merasakan nikmatnya di puncak
jika kita tak merasakan letih, lelah dan emosi yang terkuras dalam pendakian.
Juga tak bisa dibayangkan jika saja Rasulullah putus asa saat berjuang
menegakkan islam.
Saya percaya bahwa perjuangan yang benar akan memberi kita samudera bahagia
di tengah mata air derita, memberi makna keberartian di tengah keterasingan,
memberi rasa pengharapan dan kepasrahan yang mendalam kepada Allah di tengah
kesewenang-wenangan. Perjuangan adalah sungai bahagia yang panjang. Huluy
adalah janji Allah, hiliry adalah kemenangan dan peneguhan. Itulah rahasia
besar para pejuang, sekaligus alasan mengapa perjuangan selalu melahirkan
orang-orang perkasa, tegar nan kokoh. Kuatkan azzam kita. Azzam saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar